Sabtu, 08 April 2017

Psikologi Pendidikan: Motivasi

Motivasi

Apakah motivasi itu? Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Motivasi murid di kelas berkaitan dengan alasan di balik perilaku murid dan sejauh mana perilaku mereka diberi semangat, punya arah dan dipertahankan dalam jangka lama. Jika murid tidak menyelesaikan tugas karena bosan, maka dia kekurangan motivasi. Jika murid menghadapi tantangan dalam penelitian dan penulisan makalah, tetapi dia terus berjuang dan mengatasi rintangan, maka dia punya motivasi besar. 

Perspektif tentang Motivasi
  1. Perspektif Behavioral
Perspektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid. Insentif yang dipakai guru di kelas antara lain nilai yang baik, yang memberikan indikasi tentang kualitas pekerjaan murid, dan tanda bintang atau pujian jika mereka menyelesaikan tugas dengan baik. Tipe insentif lainnya difokuskan pada pemberian izin kepada murid untuk melakukan sesuatu yang spesial, seperti aktivitas yang mereka inginkan, sebagai ganjaran atas hasil mereka yang baik.

     2.  Perspektif Humanistis

Perspektif humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka, dan kualitas positif (seperti peka terhadap orang lain). Menurut hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut :
            - Fisiologis: lapar, haus, tidur
            - Keamanan (safety): bertahan hidup, seperti perlindungan dari perang dan kejahatan
            - Cinta dan rasa memiliki: keamanan (security), kasih sayang, dan perhatian dari orang lain
            - Harga diri: menghargai diri sendiri
            - Aktualisasi diri: realisasi potensi diri
Aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi dan sulit dalam hierarki Maslow, diberi perhatian khusus. Aktualisasi diri adalah motivasi untuk mengembangkan potensi diri secara penuh sebagai manusia. 

    3. Perspektif Kognitif

Menurut perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Perspektif kognitif juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemajuan menuju suatu tujuan (Schunk & Ertmer, 2000; Zimmerman & Schunk, 2001).
Perspektif kognitif tentang motivasi sesuai dengan gagasan R.W. White (1959), yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien.

    4. Perspektif Sosial

Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Ini membutuhkan pembentukan, pemeliharaan, dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan dekat, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru. 

Motivasi Untuk Meraih Sesuatu
  1. Motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik.
Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Ada dua jenis motivasi intrinsik: (1) motivasi intrinsik dari determinasi diri dan pilihan personal dan (2) motivasi intrinsik dari pengalaman optimal.
  • Determinasi Diri dan Pilihan Personal
Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. 
  • Pengalaman Optimal
Mihaly Csikszentmihalyi (1990, 1993, 2000; Nakamura & Csikszentmihalyi, 2002) menggunakan istilah flow untuk mendeskripsikan pengalaman optimal dalam hidup. Dia menemukan bahwa pengalaman optimal itu kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas. Dia mengatakan bahwa pengalaman optimal ini terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tak terlalu mudah.

Sumber :
Santrock, J. W. (2007). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group

0 komentar:

Posting Komentar